Pengunjung ON-E Marketing Community


Senin, 13 Juli 2009

PRODUK



Pada tulisan sebelumnya kita sudah membahas tentang STP, pada tulisan kali ini saya akan membahas langkah selanjutnya sebelum kita mendistribusikan nilai produk kita yakni perumusan marketing mix. Bagi yang belum tahu maketing mix, saya jelaskan secara singkat. Marketing mix adalah komponen-komponen pemasaran yang harus diperhatikan sebelum kita melakukan pertukaran nilai, dalam hal ini sederhananya kita menyebut dengan penjualan. Marketing mix sudah dikenal sejak perrtengahan tahun 1970an, saat itu diperkenalkan oleh Mc Carthy. Secara garis besar marketing mix terdiri ada 4 komponen yakni :

1. Product ---diterjemahkan konsumen sebagai Costumer’s solution

2. Price ----diterjemahkan konsumen sebagai Cost

3. Place ---diterjemahkan konsumen sebagai Convinience

4. Promotion ----diterjemahkan konsumen sebagai Communication

Untuk lebih mudah mengingatnya kita bisa menyebut 4P dan 4C, sementara saya hanya membahas marketing mix sederhana dengan 4 komponen di atas, meskipun sebenarnya sudah banyak sekali penambahan komponen terhadap marketing mix.

Untuk awalan, kita akan membahas produk terlebih dahulu. Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke dalam pasar untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang mungkin bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan. STP telah kita tetapkan saatnya menciptakan sebuah nilai melalui sebuah produk. Dalam merencanakan dan menciptakan produk kita harus melihat dari perspektif pelanggan. Binggung maksudnya?

Contohnya adalah seperti ini, saya adalah pemasar deterjen, saya akan merumuskan produk yang akan saya pasarkan, berdasarkan keputusan perusahaan adalah deterjen biasa yang sama dengan kompetitor karena kita bisa bersaing dalam segi harga. Sebelum memasarkan produk tersebut, maka saya harus meminta feedback dari konsumen tentang deterjen yang mereka inginkan. Dari hasil survey, ternyata pelanggan ingin deterjen dengan fungsi ganda yaitu pembersih sekaligus pewangi. Apa yang terjadi saat saya tidak melihat perspektif konsumen dan tetap ngotot mengeluarkan produk awal sebagaimana keputusan perusahaan?Jawabannya adalah kemungkinan produk kita untuk sukses di pasar semakin kecil.Apalagi selang beberapa hari ada kompetitor yang mengeluarkan deterjen dengan fungsi ganda seperti yang diinginkan oleh konsumen tersebut, wah2 jadi biaya ekstra bagi perusahaan untuk memperbaiki produk.

Untuk lebih memudahkan kita, produk dibagi 3 level tingkatan;

1. Core benefit, produk dengan hanya fungsi inti, misalnya deterjen dengan hanya formula pembersih pakaian saja.

2. Actual product, produk yang sudah dilengkapi dengan fungsi-fungsi tambahan selain fungsi inti, misalnya tambahan merek terkenal, kemasan yang easy to use, dsb

3. Augmented product, produk dengan tambahan nilai di luar produk, misalnya gratis instalasi, garansi kerusakan , antar ke tempat tujuan gratis, dsb

Jadi nilai tambah produk kita yang mana yang akan kita tawarkan kepada konsumen. Keputusannya ada di tangan anda sebagai pemasara dan perusahaan tentunya.

Salam Sukses!!!

Minggu, 12 Juli 2009

Segmentation, Targetting, and Positioning

Segmenting, Targetting dan Positioning

Salah satu yang harus kita perhatikan agar bisa sukses dalam memasarkan sebuah produk adalah mengenali konsumen kita. Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan probabilitas kesuksesan sebuah produk untuk diterima di pasar.Pasar di sini tentunya berbeda dengan pasar yang kita kenal sehari-hari, pasar dalam dunia pemaasaran adalah konsumen yang potensial untuk membeli produk kita. Yang dimaksud konsumen potensial tersebut adalah konsumen dengan memiliki kemampuan dan kemauan beli.Sebagai contoh kita sebagai pemasar tidak mungkin menawarkan sebuah mobil mewah seharga 1 milyar kepada seseorang yang mempunyai gaji hanya 500 ribu rupiah per-bulan. Hal ini bagaikan memancing ikan di pasir, sehingga sia-sia effort yang kita lakukan agar nilai produk kita sampai ke konsumen tersebut, maka dari itulah kita harus melakukan STP. Apa itu STP? Mari kita bahas lebih lanjut

.

1. Segmenting (men-segmentasikan), segmentasi adalah proses membagi konsumen ke dalam beberapa kelompok tertentu berdasarkan karakteristik atau ciri yang unik. Hermawan Kertajaya membagi segmentasi menjadi dua, yakni static segmentation dan dynamic segmentation.Statik artinya karakteristik tidak bisa dirubah karena bersifat natural / alami, contoh demografis, jenis kelamin, negara. Sedangkan dynamic lebih bersifat dinamis (selalu bisa berubah) misalnya gaya hidup, karakter individu, jenis pekerjaan, dll. OK untuk mudahnya, saya berikan satu contoh segmentasi untuk produk Blacberry. Segmentasi yang kita lakukan adalah berdasarkan (misalnya) :

· Demografis : saya membagi wilayah pemasaran produk saya menjadi 3, yakni Indonesia Barat, Tengah dan Timur

· Jenis kelamin : Pria dan wanita

· Gaji perbulan : menjadi 2, yakni di atas 3 juta dan di bawah 3 juta

2. Targetting (men-targetkan), targetting adalah proses memilih fokus (target) konsumen yang kita bidik setelah kita melakukan segmentasi, pada contoh di atas kita membagi konsumen menjadi 3 kelompok karakteristik berdasarkan demografis, jenis kelamin, dan gaji per-bulan. Dalam targetting kita tinggal memillih beberapa sub kelompok konsumen di atas, contohnya sebagai berikut ; Seteal melalui berbagai pertimbangan maka pemasar Blackberry mempunyai target konsumen sebagai berikut : konsumen yang ada di Wilayah Indonesia bagian Barat, dengan jenis kelamin wanita, dan dengan penghasilan per bulan di atas 3 Juta rupiah

3. Positioning (mem-posisikan), setelah kedua tahap di atas selesai dilakukan maka langkah selanjutnya adalah positioning yakni menanamkan citra produk kita di benak konsumen, bagaimana bisa membentuk citra produk? Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, yang akan kita bahas di lain waktu. Setelah Segmentasi dan Targeting maka kita harus merumuskan citra produk untuk ditanamkan ke benak konsumen kita. Sebagai contoh dengan target pasar seperti di atas maka image (citra) produk yang cocok ditanamkan di benak konsumen adalah ponsel dengan teknologi tinggi,eksklusif, dan ponsel untuk orang-orang sukses secara finansial. Dengan adanya positioning ini diharapkan akan memperkuat brand image seperti yang telah diingat oleh kosumen. Misalnya ketika kita menyebut nama merk Honda, pasti orang sudah mempunyai motor yang irit.

Setelah STP, langkah selanjutnya adalah menentukan atau merumuskan Marketing MIX, yang terdiri dari Product, Price, Place dan Promotion. Marketing Mix akan kita bahas lebih lanjut di tulisan berikutnya. Tetap membaca untuk bisa menjadi orang yang lebih. Salam Sukses!!!!

Kamis, 09 Juli 2009

Berkenalan dengan Marketing

Dasar-Dasar Pemasaran

Pemasaran adalah istilah yang tidak asing di telinga kita. Kadangkala orang mempersempit makna dari pemasaran atau marketing tersebut menjadi penjualan (sales). Hal ini sangat wajar mengingat banyak perusahaan nasional skala kecil dan menengah sering menyamakan posisi seorang marketer dengan sales-person. Akan tetapi akankah selamanya asosiasi tehadap marketing itu berlangsung di Indonesia. Melalui blog ini saya akan mencoba menjawab segala kerancuan yang selama ini terjadi di dalam masyarakat dan membagi pengetahuan saya tentang segala hal yang “berbau” marketing. Teruslah membaca untuk menjadi lebih daripada orang lain

Kita mulai dasar-dasar pemasaran, yang selanjutnya akan saya singkat menjadi DDP, ini dengan melihat definisi marketing oleh Philip Kotler. Tentang sosok beliau akan saya bahas di tulisan saya yang lain. Semua tulisan yang saya mengacu pad buku yang telah ditulis oleh beliau.

Pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan untuk memperoleh nilai dari pelanggan (Kotler)

Secara garis besar saya meredefinisikan pemasaran sebagai proses pertukaran nilai perusahaan dan pelanggannya. Masih bingung? Begini untuk lebih mudahnya saya akan memberikan sebuah contoh, perusahaan X adalah perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan, nilai produk yang bisa ditukar oleh perusahaan X adalah air yang higienis, praktis dan bisa mengganti ion tubuh. Nilai produk perusahaan inilah yang nantinya ditukar dengan nilai yang dimiliki oleh pelanggannya. Apa nilai yang dimiliki oleh pelanggan produk tersebut. Yang paling mudah adalah nilai yang bersifat materiil yakni uang tentu saja. Nilai yang lain yang bisa dipertukarkan oleh pelanggan misalnya adalah loyalitas pelanggan terhadap produk tersebut (nilai yang bersifat abstrak).

OK sudah jelas sekarang. Mari kita lanjut ke dalam beberapa konsep orientasi pemasaran itu sendiri. Konsep inilah yang akan menjawab kebingungan kita tentang perbedaan marketing dengan sales.

Menurut Kolter, konsep orientasi marketing perusahaan ada 5 yaitu :

  1. Konsep produksi, merupakan konsep pemasaran tertua. Konsep ini hanya berfokus pada mencapai efisiensi produksi, biaya rendah dan distribusi massa. Pikiran marketernya gampangnya adalah pelanggan akan lebih memilih produk yang sangat banyak tersedia dan tidak mahal.
  2. Konsep produk, secara gampang konsep ini menganggap bahwa konsumen akan memilih produk yang kualitas, kinerja dan fitur-fiturnya lebih inovatif dibandingkan dengan produk lain. Kelemahan konsep ini adalah dari segi pricing yang mungkin terasa terlalu mahal untuk konsumen karena konsumen harus membayar nilai produk yang lebih tinggi tersebut.
  3. Konsep penjualan, konsep inilah yang sering dipakai oleh perusahaan kecil dan menengah sehingga membuat sempit makna pemasaran. Orientasi perusahaan hanya penjualan produknya saja, mendistribusikan produknya kepada konsumen tanpa melihat kebutuhan pasar. Konsep ini sangat tinggi risikonya, bagi konsumen yang benar-benar suka akan produk perusahaan tidak akan menjadi masalah akan tetapi bagi mereka yang “terpaksa” membeli produk tersebut bisa menjadi word of mouth yang berbahaya.
  4. Konsep pemasaran, konsep ini diperkenalkan pada pertengaha 1950an. Selain menitik beratkan pada produk, filosofi membuat dan menjual, orientasi kepada konsumen, juga pada filosofi merasakan dan merespon terhadap lingkungan pemasaran.
  5. Konsep pemasaran Holistic, konsep ini adalah konsep pemasaran yang sering dipakai pada akhir dekade ini. Komponen dalam orientasi pemasaran ini ada 4 yaitu relationship marketing, integrated marketing, internal marketing dan social responsibility marketing. Untuk holistic marketing akan kita bahas lebih lanjut di posting berikutnya.

Ini dulu yang bisa saya tuliskan, semoga bisa memberikan gambaran luasnya dunia marketing, bukan hanya sekedar menjual produk atau jasa seperti yang kita tahu selama ini. Salam sukses!!

Member Community