Pengunjung ON-E Marketing Community


Sabtu, 17 Oktober 2009

Hasil Penelitianku nih

Mau sharing aja hasil skripsi kemarin terkait hubungan antara service quality, product quality, dan price fairness terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan, berikut ini hasilnya semoga bermanfaat bagi yang mau mendirikan bengkel sepeda motor atau manajer bengkel sepeda motor :
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA, PERSEPSI KUALITAS PRODUK, DAN PERSEPSI KEWAJARAN HARGA PADA KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN BENGKEL RESMI SEPEDA MOTOR



ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas jasa, persepsi kualitas produk, persepsi kewajaran harga terhadap loyalitas pelanggan baik secara langsung ataupun secara tidak langsung melalui kepuasan pelanggan. Penelitian ini difokuskan pada pelanggan bengkel resmi sepeda motor dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner yang dibagikan kepada 200 orang responden. Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua variabel yang berpengaruh secara positif baik secara langsung maupun secara tidak langsung (melalui kepuasan pelanggan) terhadap loyalitas pelanggan yakni persepsi kualitas jasa dan persepsi kualitas produk. Hasil berbeda ditunjukkan oleh persepsi kewajaran harga, di mana variabel ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan bengkel resmi sepeda motor, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Kata kunci : persepsi kualitas jasa, persepsi kualitas produk, persepsi kewajaran harga, kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, variabel mediator, bengkel resmi sepeda motor

Implikasi Manajerialnya :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk membentuk loyalitas pelanggan, terutama bengkel resmi sepeda motor maka perlu difokuskan pada kualitas pelayanan dan kualitas produk yang disediakan. Bengkel resmi dengan tingkat kualitas pelayanan yang sudah dinilai baik oleh pelanggannya wajib menjaga dan memelihara kepercayaan pelanggan tersebut. Hal ini merupakan masukkan pelanggan untuk bengkel resmi yang paling besar yakni sebesar 27,66% dari 141 responden.
Salah satu elemen dalam bengkel resmi yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih bengkel resmi adalah mekanik. Mekanik memegang peranan penting dalam kualitas jasa perbaikan yang diberikan karena karakteristik jasa yang tidak bisa dipisahkan dengan penyedianya (inseparatability). Pelatihan terhadap mekanik yang baru harus selalu dilakukan agar pelayanan yang diberikan mekanik tidak membuat kecewa pelanggan. Bengkel resmi juga harus bisa mempertahankan mekanik yang berpengalaman sehingga bisa digunakan andalan untuk menarik konsumen karena biasanya pelanggan lebih percaya kepada mekanik lama daripada yang baru karena dianggap lebih berpengalaman. Unsur mekanik menjadi masukkan dan harapan pelanggan terhadap bengkel resmi di masa yang akan datang sebesar 17,02% dari 141 responden.
Pelayanan yang diinginkan pelanggan bengkel resmi adalah pelayanan yang cepat tanpa mengurangi kualitas jasa yang diberikan. Hal ini sangatlah wajar di mana konsumen saat ini mempunyai tingkat mobilitas tinggi dan sangat menghargai waktu. Pelanggan yang tidak mau antre terlalu lama juga harus diperhatikan oleh pihak manajemen bengkel resmi sebagai salah satu langkah perbaikan layanan. Hal ini sebagaimana yang terlihat dari hasil opini responden sebesar 11,35% dari 141 responden.
Harga bukan merupakan faktor krusial yang mempengaruhi loyalitas pelanggan bengkel resmi. Meskipun demikian, akan lebih baik jika manajer (pengelola) bengkel resmi juga memberikan harga yang terjangkau bagi pelanggannya sehingga kemungkinan untuk memperoleh pelanggan baru dan pelanggan yang loyal menjadi lebih besar. Unsur harga, baik jasa maupun produk yang disediakan agar lebih terjangkau menjadi masukkan dan harapan responden untuk bisa direalisasikan oleh bengkel resmi menyumbang opini sebesar 10,64% dari 141 responden.
Secara garis besar, perbaikan dan pembenahan yang harus dilakukan pihak manajemen bengkel resmi untuk menjaga loyalitas pelanggan serta untuk menarik pelanggan yang baru adalah menjaga kepercayaan (trust) pelanggan yang lama, peningkatan mutu dan kualitas mekanik, pemberian pelayanan yang cepat tanpa mengesampingkan kualitas pelayanan, memberikan harga yang lebih terjangkau kepada pelanggannya, serta pemberian pelayanan tambahan berupa informasi mengenai bagaimana memelihara sepeda motor dengan baik dan benar. Hal ini berdasarkan pada hasil rekapitulasi lima besar kalimat kunci dalam opini pelanggan mengenai saran, harapan, dan masukkan terhadap bengkel resmi di masa yang akan datang.

Minggu, 11 Oktober 2009

Above The Line V.S Below The Line

Dalam majalah atau artikel marketing, kita pastinya sering mendengar atau membaca istilah-istilah di atas, tapi apakah kita tahu apa sebenarnya maksud dari kedua istilah di atas. Dalam artikel kali ini saya akan mencoba membahas kedua istilah tersebut satu per satu. Above the line adalah istilah yang lazim digunakan untuk menggambarkan pemasaran baik produk maupun jasa yang biasa (umum) digunakan. Sebagai contoh memasarkan produk / jasa melalui media-media yang masih berhubungan dengan produk / jasa perusahaan. Contoh kongkretnya adalah beberapa perusahaan komputer memasarkan produknya baik software maupun hardware melalui pameran komputer. Tidak ada informasi mengapa dinamakan above the line atau kalau dibahasa Indonesiakan berarti di atas garis, tapi sepemahaman saya garis di sini adalah keumuman dalam melakukan pemasaran (general rule of marketing), bila masih di atas garis (rel) maka masih dikatakan lazim strategi yang digunakan perusahaan dalam memasarkan produk / jasa. Beralih ke below the line atau di bawah garis adalah strategi pemasaran yang tidak lazim digunakan oleh pemasar atau perusahaan dalam memasarkan produk atau jasanya. Sebagai contoh kongkret adalah promosi produk laptop melalui acara berita di televisi dengan cara membuka laptop di depan sang pembawa berita sambil menunjukkan lambang laptop yang bersangkutan. Belakangan ini saya amati memang para pemasar semakin kreatif dalam mencermati peluang yang mungkin belum dimanfaatkan secara optimal termasuk dalam acara berita tersebut. Cara mempromosikan semacam ini saya anggap sebagai cara yang tidak lazim digunakan oleh perusahaan sebelum-sebelumnya seperti contoh above the line di atas. Untuk mencermati perbedaannya coba cermati tabel di bawah ini

Aspek

Above The Line

Below The Line

Media Pemasaran

Hubungan media dengan produk / jasa

Biaya untuk melakukan komunikasi pemasaran

Perusahaan yang menggunakan strategi ini

Konvensional (umum )

Sangat berhubungan

Bisa jadi sangat mahal

Perusahaan besar (Big capital)

Tidak umum (dituntut unsur kreativitas)

Bisa jadi tidak berkaitan sama sekali

Murah

Perusahaan kecil dan besar

Untuk keefektifan sendiri alangkah lebih baik jika mengkolaborasikan kedua strategi tersebut tetapi untuk perusahaan kecil akan sangat kesulitan karena tidak ada biaya pemasaran yang cukup tinggi untuk mengakomodasi strategi above the low. Satu-satunya jalan adalah dengan mengoptimalkan strategi below the line yang sudah dilakukan. Saya teringat produk fenomenal Blackberry buatan RIM, Canada yang sangat sukses di pasar Indonesia, bahkan banyak hape-hape lokal yang mencoba mendompleng ketenaran BB dengan menduplikasi model hape BB tersebut. Apa media BB sehingga sukses di pasaran? Ternyata simpel dan jarang dilakukan yakni dengan memberikan secara gratis kepada para artis dan sebisa mungkin digunakan di depan publik saat dia syuting ataupun wawancara. Hasilnya? Luar biasa, BB menjadi buah bibir beberapa waktu terakhir dan bahkan menghapus nama Nokia yang sudah bertahun-tahun merajai pasar handphone di Indonesia. So, below the line terbukti juga lebih efektif daripada above the line bukan????Salam Sukses!!!!!!

Member Community