Pengunjung ON-E Marketing Community


Minggu, 11 Oktober 2009

Above The Line V.S Below The Line

Dalam majalah atau artikel marketing, kita pastinya sering mendengar atau membaca istilah-istilah di atas, tapi apakah kita tahu apa sebenarnya maksud dari kedua istilah di atas. Dalam artikel kali ini saya akan mencoba membahas kedua istilah tersebut satu per satu. Above the line adalah istilah yang lazim digunakan untuk menggambarkan pemasaran baik produk maupun jasa yang biasa (umum) digunakan. Sebagai contoh memasarkan produk / jasa melalui media-media yang masih berhubungan dengan produk / jasa perusahaan. Contoh kongkretnya adalah beberapa perusahaan komputer memasarkan produknya baik software maupun hardware melalui pameran komputer. Tidak ada informasi mengapa dinamakan above the line atau kalau dibahasa Indonesiakan berarti di atas garis, tapi sepemahaman saya garis di sini adalah keumuman dalam melakukan pemasaran (general rule of marketing), bila masih di atas garis (rel) maka masih dikatakan lazim strategi yang digunakan perusahaan dalam memasarkan produk / jasa. Beralih ke below the line atau di bawah garis adalah strategi pemasaran yang tidak lazim digunakan oleh pemasar atau perusahaan dalam memasarkan produk atau jasanya. Sebagai contoh kongkret adalah promosi produk laptop melalui acara berita di televisi dengan cara membuka laptop di depan sang pembawa berita sambil menunjukkan lambang laptop yang bersangkutan. Belakangan ini saya amati memang para pemasar semakin kreatif dalam mencermati peluang yang mungkin belum dimanfaatkan secara optimal termasuk dalam acara berita tersebut. Cara mempromosikan semacam ini saya anggap sebagai cara yang tidak lazim digunakan oleh perusahaan sebelum-sebelumnya seperti contoh above the line di atas. Untuk mencermati perbedaannya coba cermati tabel di bawah ini

Aspek

Above The Line

Below The Line

Media Pemasaran

Hubungan media dengan produk / jasa

Biaya untuk melakukan komunikasi pemasaran

Perusahaan yang menggunakan strategi ini

Konvensional (umum )

Sangat berhubungan

Bisa jadi sangat mahal

Perusahaan besar (Big capital)

Tidak umum (dituntut unsur kreativitas)

Bisa jadi tidak berkaitan sama sekali

Murah

Perusahaan kecil dan besar

Untuk keefektifan sendiri alangkah lebih baik jika mengkolaborasikan kedua strategi tersebut tetapi untuk perusahaan kecil akan sangat kesulitan karena tidak ada biaya pemasaran yang cukup tinggi untuk mengakomodasi strategi above the low. Satu-satunya jalan adalah dengan mengoptimalkan strategi below the line yang sudah dilakukan. Saya teringat produk fenomenal Blackberry buatan RIM, Canada yang sangat sukses di pasar Indonesia, bahkan banyak hape-hape lokal yang mencoba mendompleng ketenaran BB dengan menduplikasi model hape BB tersebut. Apa media BB sehingga sukses di pasaran? Ternyata simpel dan jarang dilakukan yakni dengan memberikan secara gratis kepada para artis dan sebisa mungkin digunakan di depan publik saat dia syuting ataupun wawancara. Hasilnya? Luar biasa, BB menjadi buah bibir beberapa waktu terakhir dan bahkan menghapus nama Nokia yang sudah bertahun-tahun merajai pasar handphone di Indonesia. So, below the line terbukti juga lebih efektif daripada above the line bukan????Salam Sukses!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Member Community